A.
Pengantar
Manajemen diri (Self-Management) merupakan istilah yang
sangat populer saat ini. Banyak seminar, training maupun tulisan yang mengupas
subyek ini karena memang diperlukan bagi mereka yang berada di lingkungan
profesional maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pada dasarnya
manajemen diri merupakan pengendalian diri terhadap pikiran, ucapan, dan
perbuatan yang dilakukan, sehingga mendorong pada penghindaran diri terhadap
hal-hal yang tidak baik dan peningkatan perbuatan yang baik dan benar. Manajemen
diri juga menuju pada konsistensi dan keselarasan pikiran, ucapan dan perbuatan
sehingga apa yang dipikirkan sama dan sejalan dengan apa yang diucapkan dan
diperbuat. Integritas seperti inilah yang diharapkan akan timbul dalam diri
para praktisi manajemen diri. Sebelum bisa memiliki pikiran-ucapan-perbuatan
baik, terlebih dahulu seseorang harus memiliki pemahaman dan pengertian yang
benar.
Akan tetapi
walaupun punya pemahaman terhadap kebaikan dan ketidakbaikan, belum tentu
pikiran seseorang mampu diarahkan terus-menerus terhadap kebaikan. Dan walaupun
seandainya pikiran seseorang sudah didominasi oleh kebaikan, belum menjamin
bahwa ucapannya selalu sejalan dengan pikiran baik ini. Demikian pula tidak ada
garansi bahwa perbuatannya secara fisik merefleksikan sepenuhnya pikiran yang
baik ini. Sebagai contoh, apapun latar belakang, umur, jenis kelamin, pendidikan,
suku dan lain sebagainya, umumnya kita setuju bahwa olah raga dengan frekuensi
dan dosis yang tepat, dapat menjaga kebugaran, daya tahan dan kesehatan
seseorang. Pemahaman ini menuntun pada pikiran yang baik bahwa olah raga
penting bagi kesehatan. Pemahaman dan pikiran tentang kebaikan olah raga ini
lebih mudah sejalan dengan ucapan. Sewaktu menasihati orang lain, dengan mudah
kita menjelaskan pentingnya berolah raga secara teratur. Akan tetapi sewaktu
harus praktek langsung, banyak di antara kita akan memunculkan berbagai alasan
untuk mendukung dan memberikan pembenaran mengapa diri kita sendiri jarang atau
bahkan tidak sama sekali berolah raga. Mulai dari alasan sibuk bekerja,
waktunya belum tepat, tidak ada sarana, dan lain-lain. Ini menjelaskan mengapa
banyak orang yang tidak atau belum sukses padahal begitu banyak kiat, taktik,
strategi, dan metode sukses diajarkan melalui buku, kaset, seminar dan
lain-lain. Banyak di antara kita hafal di ‘luar kepala’ dan mampu dengan cepat
menyebutkan persyaratan untuk bisa sukses, mulai dari berdisiplin tinggi, tepat
waktu, punya integritas, jujur, fokus pada apa yang sedang dikerjakan, kerja
sama team, bertanggung jawab, bekerja keras, tidak mudah putus asa, dan lain
sebagainya.
B.
Kajian Teori
1.
Definisi
Edelson mengungkapkan
“self-management is a psychological term
used to describe the process of achieving personal autonomy”. Pada dasarnya
self-management adalah sebuah terminologi psikologis untuk menggambarkan proses
pencapaian otonomi diri.
Pengelolahan
diri adalah prosedur dimana individu mengeatur prilakunya sendiri (Gantina
2011:180). Selanjutnya menurut Gie (1996:95) manajemen diri adalah dimana
setelah seseorang menetapkan tujuan hidup bagi dirinya, ia harus mengatur dan
mengelola dirinya sebaik-baiknya untuk membawanya ke arah tercapainya tujuan
hidup dan itu juga segenap kegiatan dan langkah mengatur dan mengelola dirinya.
Menurut Cormier
& Nurius, 2002; Watson & Tharp, 2001 dalam Richard Nelson Jones
(2011:476) strategi self management adalah melibatakan membantu klien untuk
mengamati perilakunya, menetapkan tujuan bagi dirinya sendiri, mengidentifikasi
penguat yang cocok, merencanakan graded steps (langkah-langkah yang diberi
nilai) untuk mencapai tujuannya, dan menetapkan kapan menerapkan konsekuensi.
2.
Tujuan
Tujuan
modifikasi perilaku menggunakan Teknik Self-Manajement
adalah agar individu secara teliti dapat menempatkan diri dalam
situasi-situasi yang menghambat tingkah laku yang mereka ingin hilangkan dan
belajar untuk mencegah timbulnya perilaku atau masalah yang tidak diinginkan.
Dalam arti individu dapat mengelola pikiran, perasaan dan perbuatan mereka
sehingga mendorong pada pengindraan terhadap hal-hal yang tidak baik dan
peningkatan hal-hal yang baik dan benar.
3.
Karakteristik
Karakteristik
dari Self-Management antara lain:
1. Kombinasi
dari strategi mengelola diri sendiri biasanya lebih berguna dari pada sebuah
strategi tunggal.
2. Penggunaan
strategi yang konsisten adalah esensial.
3. Penggunaan
penguatan diri sendiri merupakan komponen yang penting.
4. Tunjangan
yang diberikan oleh lingkungan harus dipertahankan.
5. Perlu
ditetapkan target yang realistis dan kemudian dievaluasi.
6. Dukungan
lingkungan mutlak perlu untuk memelihara perubahan-perubahan yang merupakan
hasil dari suatu program Self-Management.
4.
Prinsip-Prinsip
Beberapa prinsip dalam teknik Self-Management antara lain :
1. Self regulation
Individu cenderung menjadi waspada
ketika perilaku mereka mendatangkan konsekuensi yang tidak diharapkan.
2. Self kontrol
Individu tetap memiliki komitmen
dan menjalankan program perubahan perilaku meskipun disalah satu sisi individu
mengalami konsekuensi yang tidak mengenakan bagi dirinya.
3. Self attibution
Individu percaya bahwa dirinya
bertanggungjawab atas terjadinya sesuatu dan yakin kesuksesan yang diraih
karena kemampuan personalnya.
C.
Prosedur Pelaksanaan
Dalam buku
“Teori dan Teknik Konseling” Gantina Komalasari dkk, menjabarkan tahap-tahap
dalam prosedur pelaksanaan Self-Management
yaitu :
1. Memonitor
diri/ Observasi
Mengamati tingkah
laku sendiri kemudian mencatatnya dengan teliti (frekuensi, intensitas dan
durasi)
2. Evaluasi Diri
Membandingkan
hasil catatan tingkah laku dengan target tingkah laku yang telah dibuat oleh
konseli sesuai efektifitas dan efesiensi program
3. Pemberian
penguatan, penghapusan dan pemberian hukuman
Tujuanya adalah
agar dapat mengatur dirinya sendiri, penguatan dan penghapusan tingkah laku
pada dirinya sendiri.
D.
Contoh Kasus atau Riset
Contoh
Penelitian yang berkaitan dengan Self-Management
adalah penelitian yang dilakukan oleh Dinia Ulfa dari Universitas Negeri
Semarang yang berjudul “Meningkatkan Tanggung Jawab Belajar Dengan Layanan
Konseling Individual Berbasis Self-Management
Pada Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Pemalang Tahun Pelajaran 2013/2014”.
Adapun gambaran
abstrak tentang penelitian tersebut adalah sebagai berikut :
Penelitian ini
didasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Pemalang yang menunjukkan indikator rendahnya tanggung jawab belajar.
Masalah penelitian ini adalah apakah tanggung jawab belajar pada siswa kelas XI
di SMK Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui
layanan konseling individual berbasis selfmanagement? Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh data empiris tentang peningkatan tanggung jawab
belajar pada siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2013/2014
melalui layanan konseling individual berbasis self-management. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian one group
pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Pemalang tahun pelajaran 2013/2014. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini adalah purposive sampling (sampling bertujuan). Sampel dalam
penelitian ini adalah siswa yang memiliki tanggung jawab belajar rendah
sebanyak 6 anak. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala
psikologis. Sedangkan metode analisis data yaitu analisis data deskriptif
persentase dan uji Wilcoxon. Hasil pre test, siswa termasuk dalam kriteria
rendah dengan persentase rata-rata 50.35%. Sedangkan hasil post test, kriteria
tanggung jawab belajar pada siswa menjadi tinggi dengan rata-rata sebesar
74.50%. Dari uji Wilcoxon diperoleh Zhitung sebesar 2.20 dan nilai Ztabel pada
taraf signifikansi 5% dan N=6 yaitu 0. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tanggung jawab belajar pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pemalang tahun
pelajaran 2013/2014 dapat ditingkatkan melalui layanan konseling individual
berbasis Self-Management.
Simpulannya
adalah bahwa terdapat peningkatan signifikan tanggung jawab belajar pada siswa
kelas XI SMK Negeri 1 Pemalang antara sebelum dan setelah diberikan treatment
layanan konseling individual berbasis selfmanagement. Saran yang dapat
diberikan adalah diharapkan konselor dapat melatih siswa untuk bertanggung
jawab belajar agar mampu meningkatkan tanggung jawab belajarnya melalui
tahap-tahap yang terdapat dalam layanan konseling individual berbasis
self-management.
DAFTAR PUSTAKA
Dayakisni, Tri
& Hudaniah (2003). Psikologi Sosial.
UMM Press. Malang
Gie (1996) Strategi Hidup Sukses. Yogyakarta:
Liberty
http://www.autism.org/selfmanage.html
https://elqorni.wordpress.com/2009/02/06/manajemen-diri-self-management/
http://animenekoi.blogspot.com/2012/05/teknik-self-management.html
Komalasari,
Dantina. dan Eka Wahyuni (2011) Teori Dan
Teknik Konseling. Jakarta: Indeks.
Martin, Garry
& Pear, Joseph. (2003). Behavior
Modification, What It Is and How
To Do It, 7th Ed. Pearson Education
International. New Jersey
Richard, Jones-Nelson
(2011) Teori dan Praktik Konseling Dan
Terapi.
Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
R.S Satmoko
(1986) Psikologi Tentang Penyesuaiandan
Hubungan Kemanusiaan
edisi ke 3
Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
BalasHapusJika ya, silahkan kunjungi website ini www.kumpulbagi.com untuk info selengkapnya.
Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip, music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi terlebih dahulu. Gratis :)
Banteng88 | Agen Bola | Agen Judi | Agen Sbobet
BalasHapusAgen Bola
Agen Judi Online
Agen SBOBET
Agen IBCBET
Agen CASINO
Poker Online
Agen Judi Terpercaya
Prediksi Bola
Bandar Judi
Bandar Bola
Judi Online
Bola Online