Negara Indonesia merupakan negara Muslim
terbesar di dunia. Meskipun hanya 88% penduduknya beragama Islam, Indonesia
bukanlah negara Islam. Besarnya jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia
tentunya berpengaruh pada kultur masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan.
Sebagian besar kaum perempuan atau muslimah di Indonesia menggunakan pakaian
panjang atau pakaian muslimah dan jilbab sebagai salah satu alternatif untuk
menutup aurat. Tahun 1970-an tercatat sebagai tahun munculnya gelombang
kebangkitan pemeluk Islam di dunia internasional yang gaungnya merambah ke
segala penjuru dunia, termasuk Indonesia. Selama tahun 80 sampai 90-an jumlah
pemakai jilbab terus bertambah, utamanya di kalangan mahasiswa dan pelajar.
Tepatnya tiga puluh tahun lalu, saat jilbab serta busana muslim masuk ke
belantika mode Indonesia. Penggunaannya masih di anggap gagap dan kurang
pergaulan. Desainer yang serius menggarap jilbab dan busana muslim pun masih
bisa di hitung dengan jari.
Namun sekarang, dengan cepat jilbab dan
busana muslim dapat beradaptasi, bahkan timbul istilah baru yakni hijab (jilbab
modis). Dengan menyerap tren yang ada di medan mode kontemporer seperti
eksplorasi fashion timur tengah, etnik tradisional dan fashion internasional. Serta
peran media massa dan internet yang sangat berpengaruh karena dapat memberikan
informasi-informasi tren masa kini seputar jilbab dan busana muslim. Contohnya
Youtobe yang bisa mengajarkan bagaimana cara mengeksplorasi dan mengkreasikan
jilbab dan hijab. Sekarang bisa ditemukan banyak sekali tutorial jilbab dan
hijab di Youtobe, baik yang berbahasa Inggris ataupun Indonesia. Cara memasang
jilbab pasmina, jilbab segi empat, jilbab segitiga, jilbab langsung dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Sejak selebritis Indonesia, Inneke
Koesherawati yang sebelumnya adalah seorang ikon seks memutuskan untuk berhijab
pada akhir tahun 1990-an. Hasilnya jilbab, hijab dan busana muslim menciptakan
tren dalam dunia fashion Indonesia. Kondisi muslim/muslimah negara Indonesia
yang lebih moderat dan toleran dibandingkan negara lainnya, menciptakan
perubahan dalam segi kultur masyarakat.
Menurut Suzanne April Brenner, jilbab
di Indonesia merupakan suatu peristiwa 100% modern, bahkan terlampau modern
dimana perempuan berjilbab merupakan suatu tanda globalisasi, suatu lambang
identifikasi orang Islam di Indonesia dan negara-negara lain di dunia modern
ini, menolak tradisi lokal dalam hal berpakaian sekaligus juga menolak hegemoni
dan fashionible Barat.
Hingga sampai hari ini pandangan orang
mengenai jilbab terbagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama, yang tampaknya
merupakan kelompok mayoritas adalah perempuan Islam yang senantiasa mengikuti
perkembangan mode tanpa memperdulikan ketentuan-ketentuan syariat dalam hal
menutup aurat. Mereka masih beranggapan bahwa jilbab itu kuno, ketinggalan
zaman dan sebutan-sebutan lain yang kurang simpatik. Kelompok kedua diisi oleh
perempuan Islam yang mengenakan jilbab secara kaku tanpa memperdulikan dan
menafikan pentingnya mode jilbab, karena selama ini istilah mode menurut mereka
mengandung konotasi jahili. Di antara kedua kelompok ini berkumpul
wanita-wanita Islam Islam yang merasa terpanggil untuk berjilbab sesuai dengan
tuntunan syariat, tetapi tidak menjauhkan diri dari mode busana wanita yang
tengah berkembang.
REFERENSI
www.en.wikipedia.org
www.syariahpublications.com, Jilbab Antar Gaya dan Rekontruksi Diri,
akses 2 September 2008, halaman 1
www.ajang-kita.com, Jilbab,Antara Gaul dan Pembungkus Aurat, akses 1 September 2008,
halaman 1
Surtiretna, Nina, (1993)
Anggun Berjilbab, Bandung: Al-Bayan
No comments:
Write komentar