SEJARAH FILSAFAT
Pembimbing ke
filsafat tak akan lengkap tanpa sepatah kata tentang perkembangan filsafat
sepanjang sejarah. Sejarah filsafat ialah penyelidikan ilmiah mengenai
perkembangan filsafat dari seluruh bangsa manusia dalam sejarah. Jadi, sejarah
filsafat itu belumlah “filsafat”, sejarah filsafat hanyalah “sejarahnya”
Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada awal kelahirannya
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan (ilmu) pengetahuan yang munculnya
pada masa peradaban kuno (masa yunani). Dalam sejarah filsafat biasanya
filsafat yunani dimajukan sebagai pangkal sejarah filsafat barat, karena dunia
barat (Erofa Barat) dalam alam pikirannya berpangkal kepada pemikiran yunani.
Pada masa itu ada keterangan-keterangan tentang terjadinya alam semesta serta
dengan penghuninya, akan tetapi keterangan ini berdasarkan kepercayaan.
Ahli-ahli pikir tidak puas akan keterangan itu lalu mencoba mencari keterangan
melalui budinya.
MASA YUNANI KUNO
Orang yang mendapatkan
kehormatan untuk di gelari sebagai filsuf pertama adalah Thales. Tentang orang
Miletos ini di ceritakan bahwa tidak pernah ia menuliskan pemikirannya. Kecuali
filsuf-filsuf berikut yaitu Anaximandros dan Anaximenes yang memang membukukan
pemikiran mereka, tetapi sayang nya semua karangan itu kemudian hilang.
Kira-kira satu abad kemudian di Ephesos, juga sebuah kota perantauan di Asia
Kecil, seorang Yunani lain masih tetap memikirkan soal-soal yang sama, seperti
Herakleitos. Ia menyangka bahwa api merupakan asas pertama yang merupakan dasar
dari segala sesuatu yang ada.
Orang yunani yang hidup pada
abad ke-6 SM mempunyai sistem kepercayaan bahwa segala sesuatunya harus
diterima sebagai sesuatu yang bersumber pada mitos atau dongeng-dongeng.
Artinya suatu kebenaran lewat akal pikir (logis) tidak berlaku, yang berlaku
hanya suatu kebenaran yang bersumber dari mitos (dongeng-dongeng. Setelah
abad ke-6 SM muncul sejumlah ahli pikir yang menentang adanya mitos. Mereka
menginginkan adanya pertanyaan tentang isteri alam semesta ini, jawabannya
dapat diterima akal (rasional). Keadaan yang demikian ini sebagai suatu
demitiologi, artinya suatu kebangkitan pemikiran untuk menggunakan akal pikir
dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mitologi.upaya para ahli pikir untuk
mengarahkan kepada suatu kebebasan berfikir , ini kemudian banyak orang mencoba
membuat suatu konsep yang dilandasi kekuatan akal pikir secara murni, maka
timbullah peristiwa ajaib The Greek Miracle yang artinya dapat dijadikan
sebagai landasan peradaban dunia. Pelaku filsafat adalah akal dan musuhnya adalah hati.
Pertentangan antara akal dan hati itulah pada dasarnya isi sejarah filsafat. Di
dalam sejarah filsafat kelihatan akal pernah menang, pernah kalah, hati pernah
berjaya, juga pernah kalah, pernah juga kedua-duanya sama sama-sama menang.Diantara
keduanya , dalam sejarah, telah terjadi pergugumulan berebut dominasi dalam
mengendalikan kehidupan manusia.
Yang dimaksud dengan akal
disini ialah akal logis yang bertempat di kepala, sedangkan hati adalah rasa
yang kira-kira bertempat di dalam dada.akal itulah yang menghasilkan
pengethauan logis yang disebut filsafat, sedangkan hati pada dasarnya
menghasilkan pengetahuan supralogis yang disebut pengetahuan mistik, iman
termasuk disini. Ciri umum filsafat yunani adalah rasionalisme yang dimana
mencapai puncaknya pada orang-orang sofis.
Terdapat tiga faktor yang
menjadikan filsafat yunani ini lahir, yaitu:
1.Bangsa yunani yang kaya akan mitos (dongeng), dimana
mitos dianggap sebagai awal dari uapaya orang untuk mengetahui atau mengerti.
Mitos-mitos tersebut kemudian disusun secara sistematis yang untuk sementara
kelihatan rasional sehingga muncul mitos selektif dan rasional, seperti syair
karya Homerus, Orpheus dan lain-lain.
2.Karya sastra yunani yang dapt dianggap sebagai pendorong
kelahiran filsafat yunani, karya Homerous mempunyai kedudukan yang sangat
penting untuk pedoman hidup orang-orang yunani yang didalamnya mengandung
nilai-nilai edukatif
3.Pengaruh ilmu-ilmu pengetahuan yang berasal dari
Babylonia (Mesir) di lembah sungai Nil, kemudian berkat kemampuan dan
kecakapannya ilmu-ilmu tersebut dikembangkan sehingga mereka mempelajarinya
tidak didasrkan pada aspek praktis saja, tetapi juga aspek teoritis kreatif.
Dengan adanya ketiga faktor tersebut,
kedudukan mitos digeser oleh logos (akal), sehingga setelah pergeseran tersebut
filsafat lahir.
Periode yunani kuno ini lazim disebut periode filsafat alam. Dikatakan
demikian, karena pada periode ini ditandai dengan munculnya para ahli pikir
alam, dimana arah dan perhatian pemikirannya kepada apa yang diamati
sekitarnya.mereka membuat pertanyaan-pertanyaan tentang gejala alam yang
bersifat filsafati (berdasarkan akal pikir) dan tidak berdasarkan pada mitos.
Mereka mencari asas yang pertama dari alam semesta (arche) yang sifatnya
mutlak, yang berada di belakang segala sesuatu yang serba berubah.
MASA KEEMASAN
YUNANI
Berawal dari abad 300an para filsuf Yunani semakin
bertambah, seperti tokoh-tokoh berikut :
1).PLATO
Plato di lahirkan di Athena dalam kalangan bangsawan. Sejak
masa mudanya ia mengagumi Sokrates dan ia sangat di perngaruhi olehnya. Ia
mempunyai bakat besar sebagai pengarang. Plato memiliki 24 dialog yang
merupakan murni dari hasil penanya, karya tersebut dianggap termasuk kesustraan
dunia. Sekita 387 sebelum Masehi, ia mendirikan sebuah sekolah filsafat yang di
beri nama Akademia. Menurut pendapat plato, realitas seluruhnya seakan-akan
terbagi atas dua dunia, dunia yang hanya terbuka bagi resiko kita dan dunia
yang hanya terbuka bagi panca indera kita. Dunia pertama terdiri dari ide-ide
dan dunia kedua adalah jasmani. Plato juga berpendapat bahwa kesengsaraan dunia
tidak akan berakhir sebelum filosof menjadi raja, atau raja-raja menjadi
filosof.
Oleh karena itu jika di cari titik temu dan keseimbangan
nya pada zaman sekarang ini, Plato menginginkan negarawan menjadi filosof dan
filosof menjadi negarawan. Plato membagi struktur sosial masyarakat menjadi
tiga golongan besar, yaitu:
a. Kelompok Filosof yang senantiasa memikirkan kebaikan
termasuk dalam mengkaji keberadaan sebagai suatu Negara yang baik, kelompok ini
berbicara tentang kebijaksanaan dan moral.
b. Kelompok Prajurit yang senantiasa memikirkan kebenaran,
sehingga tugasnya adalah mengawasi dan menjaga keamanan. Di kelompok ini lahir
kajian strategi perang dan permainan politik.
c. Kelompok masyarakat jelata yang menopang kehidupan
ekonomi rakyat, seperti petani, buruh, tukang, pedagang. Dari kelompok ini
lahir serba serbi kehidupan yang multi dimensional dan seni dari keberagaman
kelompok.
2).ARISTOTELES
Aristoteles (384-322) berasal dari Stageira di daerah
Thrake, Yunani Utara. Ia belajar dalam Akademia Platio di Athena dan tinggal di
sana sampai Plato meninggal. Plato berpendapat bahwa kemiskinan adalah bapaknya
revolusi dan dia juga mengatakan bahwa barang siapa yang sudah merenungi
berbagai hal dalam seni memerintah manusia (public), maka yang bersangkutan
pasti yakin bahwa nasib suatu imperium tergantung pada pendidikan generasi
penerusnya. Tuhan baginya muncul karena intelektual manusia belaka, bila alam
semesta, bermula dari Tuhan maka awalnya dapat di usut dengan mengetahui Tuhan
itu sendiri. Tetapi karena kita tidak dapat menjelaskan akar-akar misterius dan
rasionalitas manusia, maka ahli-ahli agama mengandaikan bahwa mengenal sesuatu
yang rasional adalah sudah mengenal Tuhan. Sehingga rasionalitas alam menjadi
serba mistik karena mencampur-adukkan alam dengan Tuhan. Dalam mengaitkan
kebenaran Tuhan dan kebenaran manusia inilah tampak perjalanan paradigma ilmu
politik menurut kacamata Aristoteles, yaitu kajian awal dari ilmu filsafat yang
dimulai dari pemikiran teokrasi kemudian menuju rasionalitas.
3).ATHENA DAN SOFISTIK
Sekitar
pertengahan abad ke 5 sebelum masehi. Athena menjadi pusat baru seluruh
kebudayaan Yunani. Pada waktu itu dalam bidang politik, Athena memainkan
peranan besar di bawah pimpinan Perikles. Mulai waktu ini filsafat pun berpusat
di Athena. Di samping itu terdapat juga suatu golongan yang biasanya di sebut
dengan golongan Sofistik. Pengikutnya di namakan Sofis. Menurut salah seorang
Sofis, Protagopas namanya, manusia adalah ukuran untuk segala-galanya. Tidak
ada sesuatu pun yang benar, baik, bagus pada dirinya. Semuanya dianggap benar,
baik atau bagus dalam hubungannya dengan manusia.
4).SOKRATES
Sokrates
(470-399) menentang ajaran para Sofis. Ia membela yang benar dan yang baik
sebagai nilai-nilai objek yang di terima dan di junjung tinggi oleh semua
orang. Dalam sejarah umat manusia, Sokrates merupakan contoh istimewa selaku
filsuf yang jujur serta berani. Karena keberanian itu Sokrates akhirnya di
jatuhi hukuman mati. Ia dihukum untuk meminum cawan berisi racun. Sokrates
mempunyai jasa-jasa besar bagi filsafat barat, sebab ia menyelamatkan pemikiran
Yunani yang masih muda dari krisis yang diakibatkan oleh Sofistik. Sokrates
sendiri tidak meninggalkan karangan-karangan.
MASA HELLENISTIS
DAN ROMAWI
Berawal
dari Alexander Agung yang mendirikan suatu kerjaan besar yang meliputi bukan
saja seluruh kawasan Yunani, tapi juga kerjaan Timur. Sesudah kematian
Alexander pada tahun 323 sebelum Masehi. Pada masa ini tidak lagi ada pemikir-pemikir
filsafat yang besar kecuali Platinos. Pengaruh filsafat pada zaman ini di
sebarkan melalui unsur pendidikan. Seperi sekolah-sekolah filsafat di Athena
seperti Akademia dan Lykeion. Pada umumnya di sekolahan tersebut di tekankan
tentang soal-soal etika, bagaimana manusia harus mengatur tingkah lakunya untuk
hidup bahagia.
1).STOISISME
Menurut
stoisesme, jagat raya dari dalam sama sekali di tentukan oleh suatu kuasa yang
di sebut “Logos” (rasio). Oleh karenanya semua kejadian dalam alam berlangsung
menurut ketetapan yang tak dapa dielakkan. Jika manusia mengambil bagian dalam
“Logos” yang tak dapat dielakkan. Seorang yang hidup menurut prinsip-prinsip
Stoisisme, sama sekali tidak memperdulikan kematian dan segala malapetaka lain,
karena ia insyaf bahwa semuanya itu akan terjadi menurut keharusan mutlak.
Mungkin karena cocok dengan tabiat Romawi yang bersifat agak pragmatis, di
kemudian hari Stoisisme mengalami sukses besar dalam kekaisaran Romawi. Dua
orang Romawi yang terkenal sebagai pengikut mazhab Stoa ialah Seneca (2-65) dan
Kaisar Marcus Aurelius (121-180).
2).EPIKURISME
Epikuros
(341-270) berasal dari Pulao Samos dan mendirikan sekolah filsafat baru di
Athena. Ia menghidupkan kembali Atomisme
Demokratos. Menurut pendapat Epikuros, segala-galanya tediri dari atom-atom
yang senantiasa bergerak dan secara kebetulan tubrukan yang satu dengan yang
lain.
3).SKEPTISISME
Skeptisisme
tidak merupakan suatu aliran yang jelas, melainkan suatu tendensi agak umum
yang hidup terus sampai akhir masa Yunani Kuno. Mereka berpikir bahwa dalam
bidang teoritis manusia tidak sanggup mencaoai kebenaran. Sikap Umum mereka
adalah kesangsian. Pelopor Skeptisisme di Yunani adalah Pyrho (365-275).
4).NEOPLATONISME
Puncak
terakhir dalam sejarah Filsafat Yunani adalah ajaran yang di sebut
“Neoplatonisme”. Filsuf yang menciptakan sintesa itu bernama Plotinos
(203/4-269/70). Seluruh system Plotinos berkisar pada konsep kesatuan. Atau
dapat juga kita katakana bajwa seluruh system filsafat Plotinos berkisar pada
Allah SWT, sebab Allah SWT di sebutnya dengan nama yang satu. Oleh karenanya
dalam realitas seluruhnya tedapat gerakan dua arah, dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.
Marilah kita membeberkan lebih lanjut kedua arah ini.
MASA PATRISTIK
YUNANI
Nama
Patristik berasal dari kata latin patres yang menunjuk kepada Bapa-bapa Gereja,
berarti pujangga-pujangga Kristen dalam abad pertama tarikh Masehi yang
meletakkan dasar intelektual untuk agam Kristen. Orang yang di gelari filsuf
Kristen pertama adalah Justin Martyr (abad 2). Pada jaman keemasan patristic
Yunani, gereja Kristen mengalami penganiyayaan terus menerus dari pihak
penguasa-penguasa Romawi. Kira-kira pada tahun 500 diterbitkan beberapa
karangan yang di kenakan kepada seseorang yang bernama Dionysios Areopagita
dari Areopagos. Yang di maksudkan dengan nama ini adalah orang yang masuk agama
Kristen karena pewartaan Rasul Paulus di Athena, sebagaimana yang diceritakan
dalam Kisah Para Rasul 17:34. Jadi, orang ini hidup dalam abad pertama sebelum
Masehi. Tetapi karangan-karangan tersebut sangat dipengaruhi oleh alam pikiran
Neoplatonis. Masa Yunani Patristik berakhir dengan Johannes Damascenus (awal
abad 8). Ia mengarang suatu karya yang berjudul Sumber Pengetahuan di mana
dengan cara sistematis diuraikan seluruh Patristik Yunani.
ABAD PERTENGAHAN
Disebut juga dengan filsafat Scholastik.
Kata ini ini diambil dari kata schuler
yang berarti ajaran atau sekolahan. Hal ini karena sekolah yang diadakan oleh
Karrel Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberals meliputi pelajaran
gramatika, geometri, aritmatika, astronomia, musika dan dialektika (logika) dan
meliputi seluruh filsafat.
Filsafat abad pertengahan (476-1492 M) dapat dikatakan sebagai abad
gelap, karena pendapat ini didasarkan pada pendekatan sejarah Gereja. Memang
pada saat itu, tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga
manusia tidak lagi mendapatkan kebebasan untuk mengembangkan potensi dalam
dirinya. Para ahli fikir pada saat itu tidaak memiliki kebebasan
berfikir. Pada abad ini, apabila terdapat pemikiran-pemikiran yang yang
bertentangan dengan ajaran gereja, maka orang yang mengungkapakan pemikiran
tersebut akan mendapat hukuman yang berat. Pihak gereja melarang adanya
penyelidikan-penyelidikan berdasarkan rasio terhadap agama. Karena itu, kajian
terhadap agama (teologi) yang tidak berdasarkan ketentuan gereja akan
mendapat larangan yang ketat,yang berhak mengadaknan penyelidikan penyelidikan
terhadap agama hanyalah pihak gereja.
Secara garis besar filsafat abad pertengahan dapat
dibagi dua periode, yaitu periode Scholastik islam dan periode Scholastik
kristen.
a. Filsafat Scholastik Islam (Arab)
Menurut Hasbullah Bakry, istilah
Scholastik jarang dipakai dalam islam. Mereka lebih sering sering menggunakan
istilah filsafat islam.antara kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya
dipisahkan. Sampai pertengahan abad ke-12 orang-orang Barat belum pernah
mengenal filsaafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik islamlah yang
membawakan perkembangan filsafat ke Barat. Orang-orang barat mengenal
Aristoteles adalah berkat tulisan dari pikir islam terutama daari Ibnu Rusyd.
Yang dimaksud dengan para ahli pikir islam (periode Scholastik Islam) yaitu,
Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd dan lainnya.
1.Al-Kindi (801-865 M)
Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf
Ya’qub Ibn Ishaq Al-Kindi. Lahir di Kuffah pada tahun 796 M dan meninggal di
Baghdad tahun 873 M. Ia adalah pertama yang memasukkan filsafat sebagai
salah satu ilmu ke islaman, seteelah ia menyesuaikannya dengan Islam.Beliau
berpendapat bahwa Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran, filsafat
yang paling tinggi dan paling mulia adalah filsafat utama (metafisika), yakni
mengetahui kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran. Dalam
metafisika, Al-Kindi pada umumnya menyetujui pendapat Aristoteles dan
Neo-Platonisme. Menurut Al-Kindi, tuhan tidak mempunyai hakikat dalam arti aniah dan mahiyah. Tuhan tidak aniah
karena tuhan tidak termasuk dalam benda-benda yang ada dalam alam, ia adalah
pencipta alam. Al-Kindi tetap pada prinsip teologi islam bahwa semua diciptakan
oleh Tuhan dan Tuhan di atas ketntuan hukum alam.
2.Al-Farabi (870-950 M)
Nama lengkapnya Abu Nasr Muhammad Ibn Tarkhan Ibn Uzlagh al Farabi, lahir di
Farab, Transoxania pada tahun 872 dan meninggal pada tahun 950 M di Damsyik. Al
Farabi berpendapat bahwa alam ini baharu, terjadi dari tiada. Tuhan sebagai
akal murni adalah wujud pertama, berfikir tentang dirinya sendiri. Maka
lahirlah wujud kedua yang disebut akal pertama. Tingkat wujudnya adalah wujud
yang terendah adalah materi abstrak, tingkat yang lebih tinggi dari itu adalah
ketika materi itu menerima bentuk. Pertama yang berupa unsure-unsur seperti
api, air, tanah, wujud mineral yaitu seperti emas perak, besi, tembaga. Al-Farabi
dalam bukunya Ara’ al-madinatul al-fadilah,menjelaskan pendapat tentang Negara
utama, ia membagi masyarakat kedalam dua macam. Pertama, masyarakat sempurna
yaitu masyarakat yang mengandung keseimbangan antara unsur-unsurnya, seeperti
kesemibangan yang ada dalam tubuh manusia. Kedua, masyarakat yang tidak
sempurna adalah masyarakat yang bodoh dan fasik serta hanya mencari kesenangan
jasmaninya saja.
3.Ibnu Sina (980-1037 M)
Abu Ali Husein Ibn bdillah Ibn Sina pada tahun 980 M di Afshanah, dekat Bukhara
dan meninggal di Isfahan pada tahun 1037 M. di dunia barat ia dikenal
dengan nama Avisena dan kemasyurannya di dunia barat sebagai dokter melampaui
kemasyurannya segagai filosof.Di bidang keddokteran ia menulis bukunya al-qanun
yang meliputi semua yang bertalian dengan ilmu kedokteran, seperti fisiologi,
anatomi dan pengobatan. Ia mengatakan bahwa Tuhan itu adalah Al’Aqlu (akal).
b.Filsafat Scholastik Kristen
1.Masa scholastik awal (abad 9-10
M)
Masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan setelah terjadi
kemerosotan pemikiran filsafat pada masa sebelumnya yang disebabkan kuat
dominasi golongan gereja. Ditandai oleh pembentukan metode yang lahir karena
hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Pengaruh alam pemikiran dari
Arab mempunyai peranan penting bagi perkembangan filsafat selanjutnya. Pada
tahun 800-1200, kebudayaan Islam berhasil memelihara warisan karya-karya para
filsuf dan ilmuwan zaman Yunani Kuno. Kaum intelektual dan kalangan kerajaan
Islam menerjemahkan karya-karya itu dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Maka, pada para pengikut Islam mendatangi Eropa (melalui Spanyol dan pulau
Sisilia) terjemahan karya-karya filsuf Yunani itu, terutama karya-karya
Aristoteles sampai ke dunia Barat. Dan salah seorang pemikir Islam adalah
Muhammad Ibn Rushd. Namun jauh sebelum Ibn Rushd, seorang filsuf Islam bernama
Ibn Sina (980-1037) berusaha membuat suatu sintesis antara aliran
neo-Platonisme dan Aristotelianisme.
2.Masa scholastik keemasan
(1200-1300 M)
Secara umum, ada beberapa faktor yang menjadikan masa scholastik mencapai
keemasan. Pertama, adanya pengaruh Aristoteles, Ibn Rusyd, Ibn Sina,
sejak abad ke-12 sampai abad ke-13. Kedua, tahun 1200 M didirikan Universitas
Almamater di perancis. Ketiga, berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang
muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan. Adapun tokoh
yang paling terkenal pada masa ini, yaitu:
a. Albertus Magnus (1203-1280 M)
Albertus von Bolstadt mempunyai
kepandaian yang luar biasa. Pola pemikirannya meniru Ibn Rusyd dalam menulis
tentang aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan,ia mengadakan penelitian
dalam bidang ilmu biologi dan ilmu kimia
b. Thomas Aquinas (1225-1274 M)
Thomas dari Aquino lahir di Rocca
sicca, Italia. Aquinas mendasarkan filsafatnya pada kepastian adanya Tuhan.
Menurutnya, eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal.
3.Masa scholastic akhir
(1300-1450 M)
Pada akhir periode ini, muncul seorang
pemikir dari daerah yang sekarang masuk wilayah Jerman, Nicolaus Cusanus
(1401-1464 M). Ia berpendapat bahwa ada tiga cara untuk mengenal, yaitu lewat
indera, akal dan intuisi. Dengan indera, kita akan mendapatkan pengetahuan
tentang benda-benda berjasad, yang tidak sempurna. Dengan akal, kita akan
mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan tangkapan oleh
indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi.
Periode skolastik Akhir ditandai dengan
pemikiran islam yang berkembang ke arah nominalisme ialah aliran yang
berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjuk tentang aspek yang sama
dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal. Kepercayaan orang pada kemampuan
rasio memberi jawaban atas masalah-masalah iman mulai berkurang. Ada semacam
keyakinan bahwa iman dan pengetahuan tidak dapat disatukan. Rasio tidak dapat
mempertanggungjawabkan ajaran Gereja, hanya iman yang dapat menerimanya.
DAFTAR PUSTAKA
Bertens, K.Ringkasan
Sejarah Filsafat.1990.Penerbit Kanisius:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Write komentar